Sosok yang satu ini sangat populer di Blitar. Selain kiprah politiknya sebagai Bupati Blitar, Herry juga cukup dikenal lewat lagu-lagu campur sari yang dibawakannya.
Bupati Blitar (2005-2016) Herry Noegroho telah puluhan tahun menjadi bagian dari klub PSBI 1928. Tiga dekade ia sisihkan waktunya untuk memanajeri klub sepak bola kebanggaan warga Blitar, PSBI.
Ada banyak sekali fakta menarik yang dibeberkan langsung oleh Herry dalam sesi wawancara di youtube PSBI TV bersama presenter Dita Faisal. Herry pun menceritakan awal mula bergabungnya ke klub Singo Lodro.
"Ketika tahun 1985, kebetulan saya itu punya klub, namanya klub Perkebunan Tuporsbud. Ikut Piala PSBI Junior, kita juara 2 waktu itu. Karena saya dianggap berhasil dengan klub baru bisa langsung juara dua. Saya sama pak Bupati pada waktu itu, Pak Siswanto Adi, ditunjuk jadi manager PSBI Junior," kenang Herry Noegroho dalam video yang diunggah (13/1/22).
Dimasa kepemimpinan pertamanya sebagai manajer PSBI kala itu, Herry berhasil mengantar PSBI meraih posisi runner-up di tingkat provinsi. Prestasi berlanjut di tahun keduanya yang sukses menjadi juara di tingkat provinsi dan runner-up di tingkat nasional.
Mulai dari situ PSBI 1928 konsisten berada di Divisi Utama atau liga 2 kala itu. Hingga pada tahun 2012 masalah di tubuh PSBI 1928 muncul.
Klub Singo Lodro yang sebelumnya mengandalkan kucuran dana dari APBD mengalami kesulitan ketika regulasi baru dikeluarkan.
Mulai dari situ PSBI 1928 konsisten berada di Divisi Utama atau liga 2 kala itu. Hingga pada tahun 2012 masalah di tubuh PSBI 1928 muncul.
Klub Singo Lodro yang sebelumnya mengandalkan kucuran dana dari APBD mengalami kesulitan ketika regulasi baru dikeluarkan.
Peraturan pemerintah pada tahun 2012 yang melarang Pemerintah Daerah membiayai klub sepak bola membuat manager PSBI kala itu memutar otak untuk tetap menjaga eksistensi PSBI 1928.
"Dengan mandiri dan profesionalnya itu kita harus mendirikan PT untuk mewadahi PSBI. Akhirnya pada waktu itu, karena memang sudah merupakan keharusan, karena kalau tidak seperti itu dicoret, kan ya eman (sayang)," jelas Pak Hery.
"Dengan mandiri dan profesionalnya itu kita harus mendirikan PT untuk mewadahi PSBI. Akhirnya pada waktu itu, karena memang sudah merupakan keharusan, karena kalau tidak seperti itu dicoret, kan ya eman (sayang)," jelas Pak Hery.
Kini setelah 30 tahun menjadi manager PSBI (2005-2015), Herry memilih untuk melanjutkan tongkat estafet kepada putra keduanya, Randu Ramaditya.
Tiga dekade menjadi manager PSBI 1928 dengan prestasi yang naik turun tak lantas membuat Herry Noegroho angkat tangan. Herry Noegroho tetap menjadi bagian dari sistem organisasi sepak bola PSBI dengan menjabat sebagai Komisaris Utama di manajemen PSBI 1928.
Berbagai cara Herry lakukan demi menjaga PSBI 1928 tetap beredar di kompetisi persepakbolaan Indonesia. (IR)
Posting Komentar untuk "Herry Noegroho dan Perjuangannya 30 Tahun Menjadi Manager PSBI "