Suporter setia PSBI 1928 pasti tahu betul dengan sosok yang satu ini. Kiprah dan prestasinya di dunia persepakbolaan membuat namanya dikenal meski ia tak lagi merumput.
Purwanto Suwondo adalah mantan pemain Timnas yang pernah membanggakan klub PSBI pada musim 2008. Duetnya dengan Ucok Arifin kala itu menjadi momok yang menakutkan bagi bek-bek lawan ketika bertanding melawan PSBI.
Penyerang seangkatan dengan Bambang Pamungkas dan Kurniawan Dwi Yulianto ini pernah merasakan berseragam merah putih di ajang Pra-Piala Dunia, Piala Asia, dan Sea Games. Tentu ini prestasi puncak yang pernah diraihnya selain mencetak 18 gol top skor saat membela Semen Padang.
Pada Minggu, 23 Januari lalu, tim PSBI TV berkesempatan mewawancarai pria asal Lampung ini. Purwanto menceritakan perjalanan karirnya hingga kecintaanya terhadap klub sepak bola PSBI.
Sang Abah menjadi inspirasi bagi Purwanto di dunia persepakbolaan. Meski Abah Pur tak lahir dari keluarga besar sepak bola dan bukan pula pesepak bola, namun semangat Abah Purwanto untuk mengumpulkan dan memfasilitiasi para pemuda Lampung bermain sepak bola patut diacungi jempol.
Penyerang seangkatan dengan Bambang Pamungkas dan Kurniawan Dwi Yulianto ini pernah merasakan berseragam merah putih di ajang Pra-Piala Dunia, Piala Asia, dan Sea Games. Tentu ini prestasi puncak yang pernah diraihnya selain mencetak 18 gol top skor saat membela Semen Padang.
Pada Minggu, 23 Januari lalu, tim PSBI TV berkesempatan mewawancarai pria asal Lampung ini. Purwanto menceritakan perjalanan karirnya hingga kecintaanya terhadap klub sepak bola PSBI.
Sang Abah menjadi inspirasi bagi Purwanto di dunia persepakbolaan. Meski Abah Pur tak lahir dari keluarga besar sepak bola dan bukan pula pesepak bola, namun semangat Abah Purwanto untuk mengumpulkan dan memfasilitiasi para pemuda Lampung bermain sepak bola patut diacungi jempol.
Dari lingkungan sekitar yang fanatik dengan sepak bola, Purwanto makin menjiwai dunia sepak bola.
"Kebetulan saya menekuni sepak bola dari Abah saya yang punya lingkungan dari sepak bola juga. Jadi, dari situ saya ikut tertarik, walaupun Abah waktu itu tidak menyuruh saya main bola," Ucap Purwanto mengenang masa kecilnya.
Sebelum bergabung ke klub Singo Lodro, Purwanto telah melalang buana ke berbagai klub besar di Indonesia, diantaranya Arema, Persija, Persebaya, dan Semen Padang.
Meski pindah klub sebanyak 17 kali, Purwanto begitu cinta dengan PSBI. Wujud kecintaan Purwanto kepada PSBI dibuktikan ketika ia rela merangkap menjadi seorang pemain dan pelatih PSBI di tahun 2009 kala tim Singo Lodro berlaga di Indonesia Soccer Championship (ISC).
Tak hanya itu, loyalitas Purwanto terhadap PSBI juga ditunjukkan dengan menyumbangkan pemain didikannya di SSB Mitra Tunas Muda kepada PSBI atau kepada klub-klub ternama tanah air tanpa harus mengganti uang pembinaan.
Dua tahun sudah PSBI mengalami kevakuman, tapi ternyata hal ini tidak menghilangkan rasa cinta Purwanto terhadap PSBI. Justru Purwanto optimis dan berharap PSBI dapat merumput di persepakbolaan Indonesia, mematri kembali prestasi yang dulu pernah diraih.
"Saya sangat berharap besar, karena jujur PSBI ada di hati saya sampai sekarang. Dimulai dari saya datang di Blitar, PSBI ada di hati jadi saya berharap, saya selalu berdoa PSBI bisa bereksis di sepak bola Indonesia," kata Purwanto Suwondo dalam sesi wawancara dengan Dita Faisal yang disiarkan di youtube PSBI TV.
Pensiun menjadi pemain sepak bola, kini Purwanto beralih menjadi seorang pelatih SBB Mitra Tunas Muda yang berada di Tumpang, Wlingi Blitar. Selain menjadi pelatih sekolah sepakbola SBB Mitra Tunas Muda, Purwanto juga menjadi instruktur para pelatih sepak bola.
"Kebetulan saya menekuni sepak bola dari Abah saya yang punya lingkungan dari sepak bola juga. Jadi, dari situ saya ikut tertarik, walaupun Abah waktu itu tidak menyuruh saya main bola," Ucap Purwanto mengenang masa kecilnya.
Sebelum bergabung ke klub Singo Lodro, Purwanto telah melalang buana ke berbagai klub besar di Indonesia, diantaranya Arema, Persija, Persebaya, dan Semen Padang.
Meski pindah klub sebanyak 17 kali, Purwanto begitu cinta dengan PSBI. Wujud kecintaan Purwanto kepada PSBI dibuktikan ketika ia rela merangkap menjadi seorang pemain dan pelatih PSBI di tahun 2009 kala tim Singo Lodro berlaga di Indonesia Soccer Championship (ISC).
Tak hanya itu, loyalitas Purwanto terhadap PSBI juga ditunjukkan dengan menyumbangkan pemain didikannya di SSB Mitra Tunas Muda kepada PSBI atau kepada klub-klub ternama tanah air tanpa harus mengganti uang pembinaan.
Dua tahun sudah PSBI mengalami kevakuman, tapi ternyata hal ini tidak menghilangkan rasa cinta Purwanto terhadap PSBI. Justru Purwanto optimis dan berharap PSBI dapat merumput di persepakbolaan Indonesia, mematri kembali prestasi yang dulu pernah diraih.
"Saya sangat berharap besar, karena jujur PSBI ada di hati saya sampai sekarang. Dimulai dari saya datang di Blitar, PSBI ada di hati jadi saya berharap, saya selalu berdoa PSBI bisa bereksis di sepak bola Indonesia," kata Purwanto Suwondo dalam sesi wawancara dengan Dita Faisal yang disiarkan di youtube PSBI TV.
Pensiun menjadi pemain sepak bola, kini Purwanto beralih menjadi seorang pelatih SBB Mitra Tunas Muda yang berada di Tumpang, Wlingi Blitar. Selain menjadi pelatih sekolah sepakbola SBB Mitra Tunas Muda, Purwanto juga menjadi instruktur para pelatih sepak bola.
Purwanto Suwondo, pria berbadan tegap dan atletis ini selalu menjunjung tinggi prinsip dalam hidupnya. Kepada anak didiknya, Purwanto menekankan untuk menjaga sikap dan mental demi menjadi pemain yang profesional.
"Saya selalu mendidik anak saya attitude (sikap), mentality (mentalitas), dan performa. Yang saya maksud attitude mentality adalah menjaga mentalnya dia, kesopanannnya dia, menjaga kerja kerasnya dia, karena dari sepak bola kan perlu kerja keras dan yang penting kamu main bola untuk mengangkat martabat orang tua kamu, tegas purwanto Suwondo. (IR)
Posting Komentar untuk "Purwanto Suwondo Tentang Cintanya Pada PSBI dan Prinsip Hidupnya di Dunia Sepak Bola"